Jumat, 15 Oktober 2010

God is a director

Dari awal kita udah bertentangan. Apa sesuatu yang bertentangan bagus untuk dipertahankan? Kalau memang begitu harus ada yang berkorban, dan otomatis yang berkorban ini akan merasakan sakit hati yang mendalam. Itu kosekuensinya, sayang.

Ini bukan sebuah kesalahan. Ini hanya ketidakmampuan sepasang insan yang di mabuk cinta untuk mempertahankan semuanya. Aku salah satu pelaku utamanya. Bagaimana cinta itu memasuki hatiku untuknya, membuat dia jadi orang yang sangat istimewa di hidupku, sampai aku tidak bisa lagi mencegah bahwa aku tergila-gila dengannya. Begitu tersadar, aku dan dia berbeda. Pilihannya, lanjutkanlah, pertahankanlah, berkorbanlah salah satu, sakit hati hanya di satu pihak, atau pisah, jalani kehidupan masing-masing, walau keduanya sakit, namun itu yang terbaik. Aku memilih yang kedua. Aku menerima konsekuensinya sekarang.

Perbedaan itu memang indah. Namun, perbedaan itu menciptakan rasa sakit juga. Cinta itu ciptaan Tuhan, kepunyaan-Nya yang kita pinjam untuk membuat hidup bahagia. Jadi, hanya karena cinta yang kita pinjam itu, kita mengkhianati Penciptanya, begitu?

Keluar dari zona nyamanmu, pelajari lagi, telusuri semuanya, jangan berhenti, masih ada yang terbaik. Aku tetap ada untukmu.


“Why would God create us differently if God only wants to be worshipped in one way?”

0 komentar:

Posting Komentar